Rudy Setyopurnomo: Bukti Bahwa Belajar Tak Mengenal Usia
Usia sering kali dianggap sebagai penghalang untuk meraih mimpi, terutama dalam dunia pendidikan. Namun, kisah Rudy Setyopurnomo justru membalikkan anggapan itu. Di usia 73 tahun, ia berhasil meraih gelar Doktor di Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB). Pencapaian luar biasa ini membuatnya menjadi salah satu wisudawan tertua dalam sejarah kampus tersebut dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Perjalanan Panjang di Dunia Akademik
Sejak muda, Rudy memang dikenal tekun dalam menimba ilmu. Ia
meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari ITB pada tahun 1976. Tak berhenti di
situ, ia melanjutkan studi ke berbagai universitas ternama dunia. Rudy menempuh
pendidikan Magister Manajemen di Universitas Indonesia, lalu mendapatkan gelar
Magister Administrasi Publik bidang Kebijakan Transportasi Udara di Harvard
University. Selain itu, ia juga sempat belajar di Massachusetts Institute of
Technology (MIT) dengan fokus pada Manajemen Maskapai Penerbangan.
Dengan latar belakang akademik yang begitu gemilang, Rudy
sebenarnya bisa saja berhenti dan menikmati hasil dari pengalaman serta
pendidikannya. Namun semangat belajarnya tidak pernah padam. Ia justru
menantang dirinya sendiri untuk melanjutkan ke jenjang doktoral di usia yang
tidak lagi muda.
Disertasi yang Aplikatif
Dalam studinya di ITB, Rudy menulis disertasi dengan topik
yang sangat relevan dan aplikatif, yaitu strategi rumah sakit untuk
meningkatkan kinerja operasional dan profitabilitas. Fokus utama penelitiannya
adalah memaksimalkan kinerja keuangan harian rumah sakit melalui sistem
eksekusi strategi berbasis EBITDA harian.
Hasil penelitiannya tidak hanya berhenti sebagai teori di
ruang akademis, melainkan juga dipraktikkan di lapangan. Rudy terlibat langsung
dalam mendampingi sejumlah rumah sakit daerah yang mengalami kerugian, dan
berkat pendekatan strateginya, beberapa rumah sakit tersebut berhasil bangkit
menjadi lebih sehat secara finansial. Hal ini membuktikan bahwa penelitian
doktoralnya memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Tantangan dan Semangat Pantang Menyerah
Menjalani program doktor di usia 70-an tentu bukan hal yang
mudah. Rudy harus bersaing dengan mahasiswa yang jauh lebih muda, baik dalam
stamina, kemampuan adaptasi teknologi, maupun ketekunan riset. Namun, ia justru
menjadikan tantangan itu sebagai pemicu semangat.
Ia terbiasa belajar hingga larut malam, menyusun penelitian
dengan detail, dan berusaha terus menyempurnakan tulisannya. Penolakan jurnal
internasional yang dialaminya pun tidak membuatnya menyerah. Justru, setiap
kali karyanya ditolak, ia menganggapnya sebagai kesempatan untuk memperbaiki
diri. Hasilnya, ia berhasil menerbitkan dua artikel di jurnal bereputasi
internasional, bahkan salah satunya di jurnal Scopus Q1.
Dukungan Keluarga dan Lingkungan
Kesuksesan Rudy tidak lepas dari dukungan keluarga. Istri,
anak, hingga cucu-cucunya selalu memberi semangat agar ia tidak berhenti di
tengah jalan. Begitu pula dengan lingkungan akademik di ITB yang memberikan
ruang dan kesempatan bagi Rudy untuk berkembang.
Rudy menyadari bahwa perjuangannya tidak hanya untuk dirinya
sendiri. Ia ingin ilmu yang dimilikinya dapat memberikan manfaat lebih luas,
terutama bagi perusahaan dan rumah sakit di Indonesia. Baginya, pendidikan
adalah jalan untuk membangun bangsa.
Pesan Inspiratif untuk Generasi Muda
Di balik pencapaiannya, Rudy menyimpan pesan yang kuat untuk
generasi muda. Ia berpesan agar jangan pernah takut untuk terus belajar, karena
pendidikan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan
bangsa. Ia bahkan menekankan bahwa para lulusan perguruan tinggi sebaiknya
terus melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, demi menghasilkan lebih
banyak ilmuwan dan praktisi yang bisa memajukan Indonesia.
Kesimpulan
Kisah Rudy Setyopurnomo adalah bukti nyata bahwa belajar
tidak mengenal usia. Gelar doktor yang diraihnya di usia 73 tahun
menunjukkan bahwa semangat, kerja keras, dan tekad bisa mengalahkan segala
keterbatasan. Lebih dari sekadar prestasi akademis, apa yang dilakukan Rudy
adalah teladan bahwa ilmu harus bermanfaat bagi orang lain.
Perjalanan hidupnya menjadi pengingat bagi kita semua: tidak
ada kata terlambat untuk belajar. Selama ada kemauan, setiap mimpi bisa
diwujudkan, bahkan di usia senja sekalipun. Rudy adalah contoh nyata bahwa
semangat untuk berkarya dan mengabdi kepada bangsa bisa tetap menyala hingga
akhir hayat.