Reformasi Pendidikan Vietnam: Bonus Guru Melonjak 70 %, Langkah Strategis Menuju Masa Depan
Pada 22 Agustus 2025, Politbiro Partai Komunis Vietnam mengesahkan Resolusi 71, sebuah rencana ambisius yang menandai dimulainya reformasi pendidikan nasional selama dua dekade. Resolusi ini menargetkan agar sistem pendidikan Vietnam—dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi—berada di jajaran 20 terbaik dunia pada tahun 2045 detikcom.
Pemerintah menegaskan bahwa pendidikan, sains, dan teknologi
akan menjadi prioritas nasional utama, sekaligus fondasi untuk
melahirkan generasi masa depan yang unggul. Sebagai bagian dari reformasi ini,
negara akan memberlakukan beberapa kebijakan penting: buku teks nasional
gratis untuk seluruh siswa, kenaikan tunjangan guru, otonomi
universitas yang diperluas, serta pembentukan “lulusan baru” yang kompeten
dalam kecerdasan buatan (AI) dan keterampilan digital detikcom.
Meskipun Vietnam telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam
pendidikan, masih terdapat tantangan seperti ketimpangan akses pendidikan,
kurikulum yang sudah usang, pendanaan terbatas, dan kultur les
tambahan yang masih kuat detikcom.
Target Strategis: 2030 dan 2035
Tahap pertama reformasi ditetapkan hingga tahun 2030,
dengan sejumlah target strategis seperti:
- Menyediakan
akses pendidikan prasekolah (usia 3–5 tahun) untuk seluruh anak.
- Menetapkan
sekolah menengah pertama (SMP) sebagai jenjang wajib belajar.
- Meningkatkan
persentase remaja yang menyelesaikan SMA hingga 85 %, dengan
kemampuan bahasa Inggris, literasi digital, dan AI yang lebih kuat.
- Menyediakan
buku teks secara gratis bagi seluruh siswa di seluruh negeri detikcom.
Selanjutnya pada 2035, pemerintah menargetkan universalitas
pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah detikcom.
Peningkatan Tunjangan Guru: Ke Arah Kesejahteraan
Salah satu kebijakan yang paling disorot adalah kenaikan
tunjangan profesi bagi guru:
- Minimal
70 % untuk guru di jenjang PAUD hingga sekolah menengah.
- 30
% tunjangan untuk tenaga kependidikan non-guru.
- Kenaikan
hingga 100 % untuk guru yang mengabdi di wilayah perbatasan,
kepulauan, atau daerah minoritas etnis detikcom.
Menurut Nguyen Thi Mai Hoa, Wakil Ketua Komite Kebudayaan
dan Sosial Majelis Nasional, Resolusi 71 merupakan tonggak baru karena
menyajikan kebijakan inovatif yang belum pernah ada sebelumnya. Ia menekankan
bahwa pendidikan bukan hanya sekadar bagian dari kebijakan negara, tetapi
merupakan penentu arah masa depan bangsa. Ia berdalih bahwa investasi di
bidang pendidikan perlu dipandang sebagai investasi pada manusia, yang menjadi
sumber daya penentu perjalanan bangsa selanjutnya detikcom.
Selain itu, resolusi ini mempertegas bahwa pemerintah
bertanggung jawab penuh dalam menjamin akses pendidikan dasar—terbukti dari
rencana menyediakan buku ajar tunggal berskala nasional secara gratis
kepada seluruh siswa pada tahun 2030 detikcom.
Dengan demikian, reformasi pendidikan Vietnam melalui
Resolusi 71 bukan hanya mencakup aspek struktural seperti peningkatan tunjangan
guru dan akses pendidikan, tetapi juga mengedepankan investasi sumber daya
manusia yang berkualitas. Langkah progresif ini diharapkan merefleksikan
keberpihakan negara terhadap pendidikan sebagai motor penggerak pembangunan
jangka panjang dan kesetaraan akses bagi semua lapisan masyarakat.