Purdue University: Kampus Bersejarah Almamater Menkeu Purbaya
Ketika nama Purbaya Yudhi Sadewa ditunjuk sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani, publik bukan hanya menyorot rekam jejak kariernya, tapi juga menengok ke masa studinya. Ternyata, Purbaya adalah alumni Purdue University, salah satu kampus ternama di Amerika Serikat yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Sejarah panjang universitas ini membuatnya bukan sekadar institusi pendidikan, melainkan simbol ketekunan, inovasi, dan pengabdian pada ilmu pengetahuan.
Awal Mula Berdirinya Purdue
Purdue University berdiri berkat lahirnya Undang-Undang
Morrill tahun 1862, yang ditandatangani Presiden Abraham Lincoln.
Undang-undang ini mendorong pembangunan perguruan tinggi berbasis pertanian dan
teknik melalui penjualan lahan publik.
Pada tahun 1869, pemerintah Indiana memutuskan Lafayette
sebagai lokasi kampus. John Purdue, seorang dermawan sekaligus pengusaha lokal,
menyumbang dana sebesar 150 ribu dolar Amerika serta tanah 100 hektar untuk
mendukung pendirian universitas ini. Namanya kemudian diabadikan sebagai Purdue
University.
Perjalanan Awal
Langkah awal pembangunan gedung-gedung utama kampus dimulai
pada tahun 1871. Empat tahun kemudian, tepatnya 1874, perkuliahan resmi dibuka
dengan jumlah mahasiswa hanya 39 orang dan enam dosen. Meski kecil, langkah ini
menjadi fondasi besar bagi berkembangnya Purdue di masa depan.
Pada 1875, John Bradford Harper tercatat sebagai lulusan
pertama Purdue. Dua tahun kemudian, University Hall dibangun dan hingga
kini masih berdiri sebagai salah satu ikon bersejarah kampus. Fakta-fakta ini
menunjukkan bahwa Purdue bukan sekadar institusi, melainkan warisan pendidikan
yang terus berkembang dari masa ke masa.
Dari Masa ke Masa: Tradisi yang Hidup
Kini, usia Purdue sudah lebih dari 150 tahun. Namun, kampus
ini tidak pernah kehilangan relevansinya. Dengan lebih dari seribu organisasi
mahasiswa, Purdue menjadi rumah bagi kegiatan akademis sekaligus
ekstrakurikuler. Mahasiswa bisa bergabung dengan klub riset, olahraga, hingga
komunitas unik seperti Art of Bonsai Club, 3D Printing Club, dan Airsoft
Club.
Hal ini menegaskan bahwa Purdue tidak hanya berfokus pada
pengajaran formal, tapi juga pada pengembangan kreativitas, inovasi, dan
jejaring sosial yang membentuk pribadi mahasiswa menjadi lebih utuh.
Almamater Tokoh Dunia, Termasuk Menkeu RI
Sebagai universitas riset yang terkemuka, Purdue telah
melahirkan banyak tokoh besar. Salah satunya adalah Neil Armstrong,
manusia pertama yang menginjak bulan. Kini, Indonesia patut berbangga karena
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa juga bagian dari keluarga besar alumni
Purdue.
Latar belakang akademis yang kokoh dari kampus ini tentu
memberikan nilai tambah pada kapasitas Purbaya dalam mengelola kebijakan
keuangan negara. Ia tidak hanya membawa ilmu dari kelas, tetapi juga pengalaman
global yang membentuk cara pandang lebih luas.
Relevansi untuk Indonesia
Mengapa kisah Purdue penting bagi kita? Pertama, karena
kampus ini menjadi contoh bagaimana pendidikan yang dirancang sejak abad ke-19
tetap relevan hingga kini. Kedua, lulusan seperti Purbaya membuktikan bahwa
ilmu dari universitas dunia dapat dibawa pulang untuk kemajuan bangsa.
Purdue mengajarkan bahwa pendidikan bukan sekadar tentang
teori, melainkan tentang keberanian untuk berinovasi, beradaptasi, dan
berkontribusi. Nilai-nilai inilah yang sejalan dengan tantangan besar yang
dihadapi Indonesia dalam bidang keuangan dan pembangunan.
Penutup
Purdue University bukan sekadar almamater bagi Menkeu
Purbaya, melainkan bagian dari sejarah panjang pendidikan dunia. Dari awal
berdirinya di abad ke-19 hingga kini menjadi universitas riset ternama, Purdue
tetap konsisten melahirkan lulusan yang berpengaruh.
Kisah ini memberi pelajaran bahwa kualitas pendidikan dan
tradisi akademik yang kokoh dapat membentuk pemimpin masa depan. Dan Purbaya
adalah contoh nyata, bagaimana ilmu dari kampus tua di Indiana dapat memberi
manfaat besar bagi Indonesia yang terus bergerak maju.