HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Mendikdasmen Ungkap Mimpi Sri Mulyani: Dirikan TK dan Jadi Kepseknya




Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, baru-baru ini membagikan momen mengejutkan saat berbincang dengan mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Dalam acara Dies Natalis ke-64 Universitas Negeri Makassar (UNM), Mu’ti mengungkapkan bercandanya tentang cita-cita masa pensiun, yang ternyata juga dimiliki Sri Mulyani.

Dalam orasi ilmiah yang berlangsung di Ballroom Teater Menara Pinisi UNM pada awal Agustus 2025, Mu’ti menceritakan bahwa ia sering bercanda dengan Sri Mulyani. Salah satu candaan yang diungkapkan adalah keinginannya untuk menjadi kepala sekolah (Kepsek) Taman Kanak-Kanak (TK) setelah pensiun menjadi profesor.

“Saya di sela-sela rapat kabinet itu seringkali bercanda dengan Ibu Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani. Saya bercanda bahkan saya juga sempat menyampaikan kalau nanti saya sudah pensiun jadi profesor, saya mau jadi kepala sekolah Taman Kanak-Kanak saja,” ujar Mu’ti.

Candaan itu mendapatkan respons yang mengejutkan. Sri Mulyani rupanya memiliki impian yang serupa. Menurut Mu’ti, mantan Menkeu itu ingin mendirikan TK dan sekaligus menjadi kepala sekolahnya setelah pensiun dari dunia pemerintahan dan keuangan.

“Bu Sri Mulyani ini ternyata juga punya cita-cita yang sama. ‘Saya juga begitu Mas Menteri, saya juga mau bikin TK dan saya menjadi kepala sekolahnya’,” ungkap Mu’ti menirukan perkataan Sri Mulyani.

Keinginan Sri Mulyani ini mencerminkan perhatian mendalamnya terhadap pendidikan anak usia dini. Meski pernah mengelola keuangan negara, ternyata ia tetap memiliki ketertarikan pada dunia pendidikan, khususnya TK, yang menjadi fondasi awal perkembangan anak.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti menambahkan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menyiapkan guru masa depan. Ia menyoroti beberapa kampus yang memiliki program khusus untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Salah satunya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), yang memiliki program “profesor mengajar di sekolah”. Program ini memungkinkan para profesor untuk turun langsung ke sekolah, sehingga pengetahuan akademik bisa diterapkan secara praktis.

“UGM punya program namanya profesor mengajar di sekolah. Saya kira sangat bagus kalau para profesor itu supaya dapat remunerasi atau imbalan tambahan itu mengajar di sekolah,” jelas Mu’ti.

Tidak hanya terbatas pada sekolah dasar dan menengah, Mendikdasmen mendorong agar profesor juga mencoba mengajar di TK. Menurutnya, profesi guru TK adalah salah satu pekerjaan yang paling menyenangkan sekaligus menantang. Mengajar anak-anak kecil membutuhkan kesabaran, kreativitas, dan kemampuan memahami psikologi anak secara mendalam.

“Bahkan kalau perlu profesor itu mengajar di TK, karena menjadi guru TK itu adalah profesi yang paling menyenangkan dan profesi yang paling menantang,” jelasnya.

Mu’ti berharap para dosen dan guru besar di UNM mau mengambil kesempatan ini sebagai ajang pembuktian ilmu. Menurutnya, teori yang diajarkan di perguruan tinggi akan lebih bermakna jika diterapkan langsung dalam pendidikan anak-anak. Ini juga menjadi cara untuk menilai seberapa efektif pengetahuan akademik saat dihadapkan pada situasi nyata di kelas.

“Kalau para dosen, para guru besar di UNM ini berkenan mengajar di TK, kami akan senang hati. Jadi jangan hanya teori saja, buktikan Bapak-Ibu profesor lebih hebat dari guru TK,” tandasnya.

Kisah ini tidak hanya menyoroti sisi manusiawi para pejabat publik, tetapi juga menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini. Impian Sri Mulyani dan candaan Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengingatkan kita bahwa dunia pendidikan adalah landasan penting bagi pembangunan sumber daya manusia. Dari TK, anak-anak mulai belajar keterampilan sosial, emosional, dan kognitif yang menjadi modal penting dalam kehidupan mereka di masa depan.

Dengan adanya tokoh-tokoh berpengaruh yang menunjukkan perhatian serius terhadap pendidikan anak usia dini, diharapkan semakin banyak profesional dan akademisi yang terdorong untuk berkontribusi langsung, bukan hanya melalui teori tetapi juga praktik nyata. Pendidikan, terutama pada tahap awal, adalah investasi jangka panjang yang membawa manfaat besar bagi bangsa.

 


Posting Komentar