Jerome Polin dan Rekan Influencer Rilis “17+8 Tuntutan Rakyat: Transparansi. Reformasi. Empati.”
Jakarta – Pada tanggal 1 September 2025, Jerome Polin—influencer yang berlatar belakang matematika—bersama sejumlah figur publik seperti Salsa Erwina, Andovi da Lopez, Andhyta F. Utami, Abigail Limuria, dan Fathia Izzati, merilis sebuah rangkuman tuntutan rakyat berjudul “17+8 Tuntutan Rakyat: Transparansi. Reformasi. Empati.” Tuntutan ini dibagi menjadi dua kategori: jangka pendek (1 minggu) dan jangka panjang (1 tahun) .
Pendahuluan: Latar dan Sumber Rangkuman
Jerome menjelaskan bahwa daftar tuntutan ini merupakan hasil
konsolidasi aspirasi dari berbagai pihak, termasuk desakan dari influencer
seperti Salsa Erwina dan Cheryl Marella, 211 organisasi masyarakat sipil
melalui YLBHI, pernyataan dari Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia
(PSHK), serta sikap yang disampaikan oleh mahasiswa dan lembaga hukum
lingkungan UI . Tujuannya adalah menangkap intisari tuntutan
publik secara komprehensif—tanpa mengesampingkan aspirasi lainnya—dan didesain
untuk mudah diakses dan disebarkan melalui berbagai platform.
17 Tuntutan Jangka Pendek (Hingga 5 September 2025)
Berikut adalah tuntutan yang mendesak untuk segera
ditindaklanjuti dalam waktu satu minggu:
- Bentuk
tim investigasi independen untuk menyelidiki kasus Affan Kurniawan, Umar
Amarudin, dan semua korban pelanggaran HAM selama demonstrasi 28–30
Agustus 2025 dengan mandat jelas dan transparan.
- Hentikan
peran TNI dalam pengamanan sipil dan kembalikan personel ke barak.
- Bebaskan
demonstran yang masih ditahan dan hentikan kriminalisasi terhadap mereka.
- Tangkap
dan periksa secara transparan aparat (termasuk komandan) yang melakukan
atau memerintahkan tindakan kekerasan.
- Berhentikan
kekerasan aparat kepolisian dan patuhi prosedur pengendalian massa (SOP)
yang berlaku.
- Bekukan
kenaikan gaji atau tunjangan anggota DPR dan batalkan fasilitas baru.
- Publikasikan
secara proaktif transparansi anggaran DPR—meliputi gaji, tunjangan, rumah,
dan fasilitas—dengan laporan berkala.
- Tindaklanjuti
proses penyelidikan KPK terhadap harta anggota DPR yang mencurigakan.
- Dorong
Badan Kehormatan DPR menindak anggota yang melecehkan aspirasi rakyat.
- Berikan
sanksi tegas atau pecat kader partai yang tidak etis atau memicu kemarahan
publik.
- Umumkan
komitmen partai politik untuk berpihak kepada rakyat, terutama di tengah
krisis.
- Libatkan
kader partai dalam dialog publik bersama mahasiswa dan masyarakat sipil.
- Tegakkan
disiplin internal agar anggota TNI tidak mengambil alih fungsi Polri.
- Jelaskan
dengan tegas bahwa TNI tidak akan masuk ke ranah sipil selama krisis
demokrasi.
- Pastikan
adanya upah layak bagi semua pekerja, termasuk guru, buruh, tenaga
kesehatan, dan mitra ojek daring.
- Ambil
langkah darurat melindungi buruh kontrak dan cegah Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) massal.
- Buka
dialog dengan serikat buruh untuk menyusun solusi mengenai upah minimum
dan sistem outsourcing
8 Tuntutan Jangka Panjang (Hingga 31 Agustus 2026)
Berikut agenda reformasi struktural dan legislatif untuk
digarap dalam setahun ke depan:
- Lakukan
reformasi menyeluruh terhadap DPR, termasuk audit publik, larangan mantan
koruptor menjadi caleg, serta penghapusan hak-hak istimewa.
- Reformasi
partai politik dengan memperkuat pengawasan terhadap eksekutif dan
penguatan peran oposisi dalam sistem demokrasi.
- Susun
dan implementasikan reformasi perpajakan yang lebih adil serta batalkan
rencana kenaikan pajak yang membebani rakyat.
- Sahkan
dan tegakkan Undang-Undang Perampasan Aset Koruptor, serta tingkatkan
independensi KPK dan perkuat UU Tipikor.
- Reorientasi
reformasi Polri agar lebih profesional dan humanis; revisi Undang-Undang
Kepolisian.
- Tarik
TNI sepenuhnya dari proyek sipil dan revisi Undang-Undang TNI agar peran
militer lebih jelas.
- Perkuat
lembaga pengawas HAM seperti Komnas HAM, Ombudsman, dan Kompolnas.
- Evaluasi
menyeluruh terhadap kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan—termasuk PSN, UU
Cipta Kerja, serta perlindungan terhadap masyarakat adat dan lingkungan
Penutup
Jerome Polin dan rekan influencer menegaskan bahwa tuntutan
ini adalah suara rakyat yang akhirnya diformulasikan dalam kerangka aksi
konkret: 17 tuntutan jangka pendek yang ditargetkan tuntas pada 5
September 2025, serta 8 agenda reformasi jangka panjang yang
diharapkan terealisasi paling lambat 31 Agustus 2026. Pesan yang
disampaikan jelas—“Buktikan suara rakyat didengar”—menggugah komitmen
pemerintah, DPR, dan institusi terkait untuk segera merespons dan bertindak detikcom.