Dukung Prabowo Batasi Game Online, Komisi I DPR Dorong Pengawasan Medsos Anak Diperketat
Jakarta, JatimRadar.com – Dukungan terhadap kebijakan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membatasi akses game online bagi anak dan remaja terus mengalir. Salah satunya datang dari anggota Komisi I DPR RI yang menilai langkah tersebut perlu dibarengi dengan pengawasan ketat terhadap penggunaan media sosial (medsos) di kalangan pelajar.
Anggota
Komisi I DPR, yang membidangi pertahanan, komunikasi, dan informasi, menilai
fenomena meningkatnya kecanduan digital di kalangan anak menjadi ancaman
serius bagi perkembangan mental dan sosial mereka.
“Membatasi
game online saja tidak cukup. Pengawasan terhadap akses media sosial juga
penting karena konten negatif lebih mudah tersebar di sana,” ujarnya di
Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Menurutnya,
banyak kasus perundungan daring (cyberbullying), kekerasan verbal,
hingga penyebaran hoaks yang melibatkan anak-anak terjadi karena kurangnya
kontrol penggunaan media sosial.
Perlu Kolaborasi Pemerintah dan Orang Tua
Politisi
tersebut juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga
pendidikan, dan orang tua dalam menerapkan literasi digital yang seimbang.
“Kita
tidak bisa melarang anak sepenuhnya dari dunia digital, tapi perlu mengarahkan
mereka agar bisa menggunakan teknologi secara sehat dan produktif,” katanya.
Ia
menilai, pembatasan yang akan diterapkan pemerintah nantinya harus diiringi
dengan edukasi digital nasional, termasuk pembentukan karakter anak agar
tidak mudah terpengaruh oleh konten negatif di internet.
Game Online dan Medsos Jadi Sorotan Nasional
Wacana
pembatasan game online muncul setelah Presiden terpilih Prabowo Subianto
menyampaikan komitmen untuk mengatur ekosistem digital yang aman bagi
anak-anak Indonesia. Prabowo menilai, paparan konten kekerasan dan perilaku
adiktif dalam game online perlu dikendalikan agar tidak mengganggu fokus
belajar dan kesehatan mental generasi muda.
Langkah
ini disambut baik oleh sejumlah pihak, termasuk akademisi dan pemerhati anak.
Mereka menilai kebijakan tersebut sejalan dengan upaya menciptakan ruang
digital yang lebih aman dan beretika.
“Medsos
dan game online harus dilihat sebagai dua sisi mata uang. Jika pemerintah hanya
fokus ke satu aspek, efek negatif dari sisi lain bisa tetap merusak anak-anak,”
ujarnya menambahkan.
Pengawasan Digital Jadi Tanggung Jawab Bersama
Selain
regulasi, anggota Komisi I DPR tersebut juga mendorong penguatan sistem
parental control dan edukasi digital di sekolah. Ia menyebut, guru
BK dan wali kelas harus dilibatkan untuk membantu siswa memahami dampak
penggunaan media sosial yang berlebihan.
“Ini
bukan soal pelarangan, tetapi soal keseimbangan. Anak-anak harus tetap kreatif
di dunia digital, tapi dengan kontrol yang jelas dari orang tua dan sekolah,”
tegasnya.
Pemerintah
diminta segera menyiapkan mekanisme pengawasan dan literasi digital nasional,
agar kebijakan pembatasan game online dan pengawasan media sosial dapat
berjalan efektif tanpa menghambat perkembangan teknologi di Indonesia.
