HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Mengapa Bulan Bisa Berwarna Merah Saat Gerhana?



Fenomena gerhana bulan selalu menjadi perhatian banyak orang. Salah satu hal menarik yang sering muncul saat gerhana total adalah perubahan warna bulan yang tampak kemerahan. Banyak yang menyebutnya sebagai "blood moon" atau bulan darah. Lalu, apa sebenarnya yang membuat bulan bisa berwarna merah?

Seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan bahwa warna merah yang terlihat pada bulan saat gerhana disebabkan oleh proses pembiasan cahaya matahari di atmosfer bumi. Ketika posisi bumi berada tepat di antara matahari dan bulan, cahaya matahari tidak bisa langsung mengenai permukaan bulan karena terhalang bumi. Namun, sebagian cahaya tetap dapat mencapai bulan setelah melewati atmosfer.

Atmosfer bumi berperan seperti lensa yang membiaskan cahaya. Warna cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru dan hijau, lebih mudah dihamburkan oleh partikel udara. Sementara itu, warna merah dengan panjang gelombang lebih panjang justru mampu menembus atmosfer dan diteruskan ke permukaan bulan. Inilah yang membuat bulan tampak merah ketika sedang mengalami gerhana total.

Fenomena ini mirip dengan peristiwa terjadinya warna merah pada matahari saat terbit atau terbenam. Pada momen itu, cahaya matahari juga harus melewati lapisan atmosfer lebih tebal sehingga warna merah lebih dominan terlihat.

Selain itu, intensitas warna merah pada bulan saat gerhana juga bisa berbeda-beda. Faktor yang memengaruhi antara lain kondisi atmosfer bumi saat itu. Jika atmosfer lebih bersih, warna merah bisa terlihat lebih cerah. Namun, jika ada banyak partikel debu atau polusi di udara, warna merah cenderung tampak lebih gelap bahkan kecokelatan.

Gerhana bulan dengan penampakan bulan merah selalu menjadi momen istimewa, bukan hanya karena keindahan visualnya, tetapi juga karena menjadi pengingat bagaimana bumi, matahari, dan bulan saling berinteraksi dalam sebuah mekanisme alam yang menakjubkan.

 


Posting Komentar