Kota di Jepang Rencanakan Batasan Waktu Layar Hanya 2 Jam Per Hari, Ini Alasannya
Sebuah kota di Jepang tengah mempertimbangkan aturan baru yang membatasi waktu penggunaan layar bagi warganya hingga hanya dua jam per hari. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan terhadap kesehatan fisik dan mental masyarakat.
Otoritas setempat menjelaskan bahwa tujuan utama dari
kebijakan ini adalah untuk mendorong warga menjalani gaya hidup yang lebih
seimbang. Mereka berharap pembatasan ini dapat meningkatkan interaksi sosial,
aktivitas fisik, dan kualitas tidur, terutama bagi anak-anak dan remaja yang
dianggap paling rentan terhadap efek buruk paparan layar secara berlebihan.
Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terlalu
banyak waktu di depan layar dapat memengaruhi konsentrasi, produktivitas, serta
kesejahteraan mental. Dengan adanya batasan ini, diharapkan masyarakat akan
lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan yang lebih sehat, seperti
berolahraga, membaca, atau berkumpul dengan keluarga.
Meski begitu, penerapan aturan ini masih menjadi perdebatan.
Beberapa pihak mempertanyakan efektivitasnya, terutama di era digital di mana
pekerjaan, pendidikan, dan hiburan banyak bergantung pada teknologi. Namun,
pihak pemerintah menegaskan bahwa kebijakan ini bersifat fleksibel dan lebih
menekankan pada edukasi serta kesadaran warganya daripada sanksi keras.
Langkah Jepang ini menjadi salah satu contoh bagaimana
negara mencoba menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan kesehatan dan
kesejahteraan warganya. Jika berhasil, model pembatasan waktu layar ini bisa
menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di dunia yang menghadapi tantangan
serupa.