David Singleton Optimistis Rencana TC Timnas Basket Sesuai Harapan
Pelatih kepala Timnas Basket Indonesia, David “Dave” Singleton, menyambut positif dimulainya program Training Camp (TC) sebagai persiapan menuju SEA Games 2025 di Thailand. Bagi Singleton, TC ini merupakan langkah penting untuk membentuk tim yang solid, tangguh secara teknis, serta memiliki mental juara. Rencana persiapan yang disusun Badan Tim Nasional (BTN) bersama Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) disebutnya sudah berjalan sesuai ekspektasi.
Pemanggilan Pemain Lokal Potensial
Dalam TC kali ini, BTN memanggil 24 pemain yang sebagian
besar merupakan bintang muda dari kompetisi Indonesia Basketball League (IBL).
Nama-nama seperti Yudha Saputera, Andakara Prastawa, Agassi Goantara, Juan
Laurent, dan Dame Diagne kembali dipanggil, bersamaan dengan beberapa wajah
baru seperti Dio Tirta, Putu Pande, Fisyaiful Amir, dan Elgi Wimbardi. Mereka
akan menjalani proses seleksi ketat untuk dipangkas menjadi sekitar 12 pemain
inti yang akan mewakili Indonesia di ajang SEA Games mendatang.
Menariknya, tak ada satu pun pemain naturalisasi yang ikut
serta dalam daftar TC. Keputusan ini bukan karena alasan teknis semata,
melainkan mengikuti regulasi SEA Games 2025 yang hanya mengizinkan pemain
berpaspor Indonesia sebelum usia 16 tahun untuk tampil. Artinya, pemain
naturalisasi seperti Lester Prosper, Marques Bolden, dan Anthony Beane tidak
memenuhi syarat. Situasi ini membuat skuad Indonesia harus sepenuhnya
mengandalkan kekuatan pemain lokal.
Fokus pada Kedisiplinan dan Intensitas Latihan
Singleton menegaskan bahwa TC kali ini bukan sekadar agenda
formal, melainkan proses penting untuk membentuk mental dan kedisiplinan
pemain. Ia ingin seluruh peserta menunjukkan semangat bersaing yang tinggi di
setiap sesi latihan. Menurutnya, setiap pemain harus berjuang membuktikan diri
pantas mengenakan seragam merah-putih.
“Latihan ini harus berlangsung dengan intensitas tinggi.
Saya ingin melihat siapa yang benar-benar siap berjuang untuk Indonesia,”
ujarnya dalam sesi wawancara. Singleton juga ingin meningkatkan kemampuan fisik
para pemain agar mampu bermain dengan tempo cepat serta memperkuat pertahanan,
dua aspek yang dinilainya krusial dalam menghadapi tim-tim kuat Asia Tenggara.
Didampingi tiga asisten pelatih—Andri Malay, Nico Donnda,
dan Ismael—Singleton akan menilai perkembangan pemain secara harian. Aspek
kerja sama tim, komunikasi, konsistensi, dan daya juang menjadi indikator utama
penilaian.
Tantangan Berat dan Harapan Besar
Meski terlihat optimistis, Singleton mengakui tantangan yang
dihadapi tidak ringan. Ia harus meracik tim yang kompetitif tanpa pemain
naturalisasi, sekaligus menyatukan pemain-pemain dari berbagai klub dengan gaya
bermain berbeda. Waktu persiapan yang terbatas menuntut seluruh proses berjalan
efektif dan terstruktur.
Selain itu, tekanan publik juga cukup tinggi. Setelah gagal
meraih hasil maksimal di beberapa turnamen sebelumnya, timnas basket diharapkan
bangkit dan kembali bersaing di level tertinggi kawasan Asia Tenggara.
Singleton sadar bahwa ekspektasi besar ini merupakan tanggung jawab yang harus
dipenuhi, apalagi ia juga memegang posisi sebagai pelatih klub Pelita Jaya yang
cukup menyita fokus.
“Kami tahu tekanan itu ada, tapi kami ingin menjadikannya
motivasi. Ini kesempatan untuk membangun tim yang benar-benar lapar akan
kemenangan,” tegasnya.
Menuju SEA Games 2025
SEA Games 2025 akan menjadi panggung utama untuk menguji
hasil kerja keras seluruh proses TC. Jika berjalan lancar, Indonesia bukan
hanya berpeluang bersaing, tapi juga kembali merebut medali. Singleton berharap
para pemain dapat menjaga komitmen, fokus, dan etos kerja tinggi sepanjang masa
persiapan.
Rencana TC yang tertata dan dijalankan sesuai harapan
menjadi sinyal positif bagi kebangkitan basket Indonesia. Dengan kombinasi
strategi matang, talenta muda yang menjanjikan, serta semangat juang yang
tinggi, Timnas Basket Indonesia diyakini mampu tampil membanggakan dan
memberikan kejutan manis di pentas SEA Games mendatang.