HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Apriyani/Fadia Tersingkir di Babak 16 Besar Hong Kong Open 2025



Pasangan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti, tak mampu melangkah lebih jauh pada turnamen Hong Kong Open 2025 setelah dikalahkan oleh ganda Jepang di babak 16 besar. Kegagalan ini terjadi setelah Apri/Fadia ditumbangkan dalam dua gim langsung oleh unggulan keenam dari Jepang, Arisa Igarashi / Chiharu Shida, dengan skor 16-21, 19-21. 


Latar Perjuangan Sebelumnya

Sebelum tersingkir di babak 16 besar, Apri/Fadia telah menunjukkan performa yang menjanjikan di babak awal. Mereka berhasil melewati “perang saudara” menghadapi sesama ganda putri Indonesia, Rachel Allessya Rose / Febi Setianingrum. Dalam laga yang berlangsung tiga gim, Apri/Fadia menang dengan skor 21-12, 12-21, 21-16. 

Kemenangan ini sempat membangkitkan harapan bahwa pasangan ini bisa terus melaju, terutama mengingat mereka baru saja dipasangkan kembali dan sedang berusaha membangun kembali chemistry di atas lapangan.


Laga Penentuan vs Ganda Jepang

Di babak 16 besar, Apri/Fadia harus menghadapi arus kuat dari Arisa Igarashi / Chiharu Shida. Dari awal gim pertama, pasangan Jepang sudah mulai mendominasi tekanan.

  • Gim Pertama: Jepang tampil agresif. Mereka menguasai interval pertama dengan keunggulan signifikan, dan berhasil memperlebar jarak angka sehingga menutup gim ini dengan skor 21-16. Apri/Fadia sempat mencoba mengimbangi, namun tak mampu membalikkan momentum. 
  • Gim Kedua: Perlawan yang lebih kuat ditunjukkan oleh Apri/Fadia; mereka sempat memimpin atau setidaknya menyamai poin pada bagian-awal. Namun serangan Jepang yang konsisten serta kestabilan di poin-poin krusial membuat mereka tetap unggul dan akhirnya menutup gim kedua dengan 21-19, memastikan kemenangan tanpa perlu gim ketiga. 

Analisis Penyebab Kekalahan

Beberapa faktor yang tampak mempengaruhi kekalahan Apri/Fadia:

  1. Kesalahan Sendiri
    Apri/Fadia beberapa kali melakukan kesalahan dalam poin-penting, terutama di gim pertama di mana mereka terlihat kurang agresif dalam menghadapi tempo cepat dari Jepang. 
  2. Tekanan Strategi Lawan
    Arisa / Chiharu berhasil menekan dari awal dengan variasi serangan silang dan reli panjang yang memaksa Apri/Fadia untuk terus berada di posisi bertahan. Saat Apri/Fadia mencoba menyerang balik, Jepang tetap mampu mempertahankan konsistensi dan mengontrol ritme permainan. 
  3. Mental dan Kesempatan yang Terbuang
    Di gim kedua Apri/Fadia sempat memiliki keunggulan atau momentum, namun tak berhasil memanfaatkannya secara maksimal. Kesalahan kecil di akhir gim membuat mereka harus kalah tipis. Pengalaman di poin-penentu menjadi penentu.

Implikasi dan Pelajaran

Kekalahan ini tentu mengecewakan, namun juga bisa menjadi bahan evaluasi penting:

  • Apri/Fadia perlu memperkuat kembali konsistensi di depan lawan yang agresif dan mampu mengatur tempo permainan.
  • Pentingnya mental pada saat titik-kritis—terutama saat menghadapi lawan unggulan dan saat pertandingan mulai mendekati akhir gim.
  • Pengalaman pertandingan seperti ini tetap berharga untuk meningkatkan kepiawaian dalam menghadapi tekanan dan variasi strategi.

Kesimpulan

Meski sempat menghadirkan harapan lewat kemenangan di babak awal, Apriyani / Fadia akhirnya kandas di babak 16 besar Hong Kong Open 2025 setelah kalah dari pasangan Jepang unggulan. Skor 16-21, 19-21 mencerminkan betapa tipisnya perbedaan di level atas, dan bahwa di badminton, kejelian dalam mengelola momentum dan tekanan sering menentukan pemenang. Bagi Apri/Fadia, hasil ini mengingatkan bahwa meskipun telah menunjukkan progres, masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam hal konsistensi dan penyelesaian poin penting.

 


Posting Komentar