HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Prabowo Janjikan 288 Ribu Smart TV untuk Sekolah 3T — Pakar Ingatkan: Jangan Sekadar Pajangan



Jakarta — Dalam pidato kenegaraan pada sidang tahunan MPR—DPR—DPD RI, Jumat, 15 Agustus 2025, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana ambisius: distribusi sebanyak 288 ribu unit Smart TV ke sekolah-sekolah di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Tujuannya adalah membuka akses terhadap pembelajaran virtual dari guru-guru terbaik, khususnya bagi anak-anak di daerah yang selama ini kesulitan menjangkau pendidikan berkualitas. detikcomliputan6.com

Pakar sosiologi pendidikan dari Universitas Airlangga, Prof. Dr. Tuti Budirahayu, menilai inisiatif ini memiliki potensi besar, namun tidak boleh berhenti pada distribusi perangkat saja. Menurutnya, beberapa faktor krusial harus dipertimbangkan: ketersediaan infrastruktur internet, kesiapan tenaga pendidik dalam mengoperasikan teknologi, dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Tanpa memperhatikan hal-hal tersebut, kebijakan bisa menjadi sekadar kosmetik—“mempercantik” tanpa mendongkrak kualitas pendidikan sesungguhnya. detikcom

Prof. Tuti mengingatkan bahwa siswa tidak hanya butuh teknologi, melainkan penguatan literasi pengetahuan secara menyeluruh. Smart TV yang diserahkan tanpa panduan, pelatihan, dan dukungan pendampingan bisa berakhir tak digunakan atau disalahfungsikan. Dia menekankan pentingnya asesmen kebutuhan: jenis kebutuhan masing-masing jenjang pendidikan berbeda—SD, SMP, hingga SMA—sehingga rancangan intervensi perlu disesuaikan. Selain itu, literasi digital di kalangan siswa dan guru masih cukup rendah, yang makin mempertegas pentingnya pelatihan berkelanjutan. detikcom

Tak hanya itu, Prof. Tuti juga mendesak keterlibatan lembaga pendidikan dan instansi berbasis teknologi yang telah lebih dulu berpengalaman. Kolaborasi ini dinilai penting untuk memastikan adopsi teknologi yang efektif dan berkelanjutan, agar perangkat tidak hanya "dipajang", tetapi digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang nyata dan produktif. Tanpa kerangka kebijakan yang jelas—meliputi sarana-prasarana, kurikulum, dan integrasi antara infrastruktur dengan proses belajar—tujuan menghadirkan pendidikan berkualitas secara merata akan sulit diraih. detikcom

Lebih lanjut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menargetkan bahwa sebanyak 288.865 sekolah siap menjalankan digitalisasi pembelajaran pada tahun 2025. Pada tahap pertama, yang diluncurkan hingga Agustus 2025, telah dilakukan pengiriman beberapa alat media seperti interactive flat panel (layar TV interaktif), laptop, serta media penyimpanan konten pembelajaran seperti hard disk eksternal. detikcom

Secara singkat, meski distribusi Smart TV ke sekolah 3T merupakan langkah strategis untuk menyetarakan akses pendidikan, efektivitasnya sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur, kompetensi pendidik, dan dukungan sistemik lainnya. Jika semua aspek tersebut terpenuhi dan terpelihara, digitalisasi pembelajaran bisa menjadi jembatan penghubung antara generasi muda di pelosok dengan guru-guru terbaik di pusat. Namun tanpa sinergi dan persiapan matang, bisa jadi inisiatif ini hanya menjadi pajangan tanpa dampak signifikan; yang lebih penting adalah bagaimana teknologi tersebut diintegrasikan secara sistemik ke dalam proses belajar mengajar.

 


Posting Komentar