HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Hampir 20% Mahasiswa Baru UIN Jakarta Ajukan Beasiswa



Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mencatat adanya peningkatan jumlah mahasiswa baru tahun ajaran 2025/2026 yang mengajukan beasiswa. Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Ali Munhanif, sekitar 10 hingga 20 persen mahasiswa baru atau hampir dua ribu orang dari total sembilan ribu mahasiswa tercatat telah mengajukan bantuan pendidikan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa UIN Jakarta berasal dari latar belakang ekonomi yang beragam, termasuk dari wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Ali menjelaskan, banyak mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang tidak tergolong miskin ekstrem, tetapi tetap menghadapi kesulitan dalam membayar biaya kuliah.

“Dari jumlah pendaftar, hampir 10 hingga 20 persen mengajukan beasiswa. Angka ini memberi gambaran bahwa banyak mahasiswa kita datang dari daerah dengan tingkat kesejahteraan rendah, atau setidaknya dari wilayah yang masuk kategori kemiskinan umum,” ujar Ali saat ditemui usai acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di kampus Ciputat, Tangerang Selatan.

Tantangan UKT dan Prodi Umum

Sejak proses registrasi mahasiswa baru, pihak kampus menemukan tren meningkatnya pengajuan keringanan biaya kuliah tunggal (UKT). Ali menambahkan, hal ini terlihat jelas pada mahasiswa yang memilih program studi umum, yang biasanya memiliki UKT lebih tinggi dibandingkan prodi keagamaan.

Program studi umum UIN Jakarta, seperti kedokteran, ilmu ekonomi, atau sains, memang banyak diminati oleh calon mahasiswa dari berbagai latar belakang. Namun, ternyata banyak di antara mereka masih membutuhkan bantuan finansial meski berasal dari keluarga kelas menengah.

Upaya Kampus Menyediakan Beasiswa

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, UIN Jakarta terus berupaya memperluas kerja sama dengan berbagai pihak agar beasiswa tersedia lebih banyak. Ali menekankan, sekitar dua ribu mahasiswa baru membutuhkan perhatian serius agar tidak terhambat dalam melanjutkan pendidikan.

“Dengan jumlah hampir 15 persen dari total daya tampung, artinya ada ribuan mahasiswa yang harus kita bantu. Kampus berusaha keras untuk menjaga agar mereka tetap bisa kuliah,” tegasnya.

Beasiswa yang paling banyak diandalkan oleh mahasiswa UIN Jakarta adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Selain itu, ada juga bantuan dari organisasi alumni, Kementerian Agama, serta kerja sama dengan industri. Meski demikian, Ali mengakui jumlah beasiswa yang tersedia saat ini masih belum sebanding dengan kebutuhan nyata di lapangan.

Harapan ke Depan

Ali menilai perlu adanya peningkatan jumlah bantuan, baik dari segi kuota maupun besaran dana yang diberikan. Menurutnya, mahasiswa UIN Jakarta mayoritas berasal dari masyarakat desa dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Banyak dari mereka yang tidak mampu membayar biaya kuliah secara penuh tanpa adanya bantuan.

“Jika dilihat dari biaya yang sesuai kebutuhan, jumlah beasiswa masih kurang. Karena itu, kami terus mendorong agar kerja sama dengan berbagai pihak bisa diperluas. Harapan kami, tidak ada mahasiswa yang berhenti kuliah hanya karena faktor ekonomi,” ungkapnya.

Melalui berbagai upaya ini, UIN Jakarta berkomitmen menjaga kesempatan pendidikan tetap terbuka bagi seluruh mahasiswa. Pihak kampus berharap, dukungan beasiswa yang semakin meluas dapat membantu mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk menyelesaikan studi mereka tanpa hambatan finansial.

 


Posting Komentar