Anggaran Pendidikan 2026 Tertinggi Sepanjang Sejarah, Namun Dana Kemendikdasmen Turun
Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraannya menegaskan bahwa anggaran pendidikan Indonesia pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar Rp 757,8 triliun. Angka ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjadikan sektor pendidikan sebagai prioritas pembangunan bangsa.
Namun, di balik besarnya anggaran tersebut, muncul perhatian
serius dari berbagai pihak, terutama terkait pembagian alokasi dana. Wakil
Ketua Komisi X DPR RI, Kurniasih Mufidayati, mengungkapkan bahwa Kementerian
Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) justru menerima porsi yang
relatif kecil, bahkan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Dana Kemendikdasmen Turun 12 Persen
Mufidayati memaparkan bahwa dari total anggaran pendidikan
Rp 757,8 triliun, Kemendikdasmen hanya mendapat Rp 55 triliun atau sekitar 7
persen saja. Angka ini menurun 12 persen dibanding pagu anggaran tahun 2025
yang mencapai Rp 62,48 triliun.
“Ternyata dari Rp 757,8 triliun itu yang ada di
Kemendikdasmen hanya beberapa persennya saja, tidak sampai 10 persen. Dari
tahun anggaran 2025 sebesar Rp 62,48 triliun, turun menjadi Rp 55 triliun pada
2026. Artinya terjadi penurunan sekitar 12 persen,” jelasnya dalam Rapat Kerja
Komisi X DPR RI bersama Mendikdasmen, Selasa (26/8/2025).
Penurunan ini menimbulkan keprihatinan, mengingat
Kemendikdasmen merupakan garda terdepan dalam meningkatkan mutu pendidikan
dasar dan menengah di Indonesia.
DPR Prihatin dan Siap Perjuangkan
Mufidayati menekankan bahwa penurunan anggaran bagi
Kemendikdasmen patut menjadi perhatian bersama. Menurutnya, saat bangsa sedang
berupaya memperbaiki kualitas pendidikan, justru alokasi dana bagi kementerian
yang mengurus pendidikan dasar dan menengah mengalami pemangkasan.
“Ini sebuah keprihatinan. Di saat kita ingin membangun
kualitas pendidikan, tetapi malah anggarannya turun. Tentu ini menjadi
keresahan kita semua,” ungkapnya.
Komisi X DPR RI, lanjut Mufidayati, akan mendukung
Kemendikdasmen dalam memperjuangkan tambahan anggaran. Pihaknya mendorong agar
ada penambahan dana sebesar Rp 14,38 triliun sehingga kebutuhan program
prioritas di bidang pendidikan dasar dan menengah dapat terpenuhi. Ia juga
menegaskan bahwa Kemendikdasmen perlu menyajikan rincian penggunaan anggaran
secara lebih jelas sebelum pembahasan di rapat Badan Anggaran (Banggar).
Rincian Pembagian Anggaran Pendidikan RAPBN 2026
Dalam pemaparan Kemendikdasmen, alokasi anggaran pendidikan
sebesar Rp 757,82 triliun terbagi ke beberapa sektor, yaitu:
- Transfer
ke daerah: Rp 253,36 triliun
- Pembiayaan:
Rp 37 triliun
- Belanja
Pemerintah Pusat (BPP) di kementerian/lembaga lain: Rp 351,46 triliun
- Kemendikdasmen:
Rp 55 triliun
- Kemdiktisaintek:
Rp 61 triliun
Dari pembagian tersebut, terlihat jelas bahwa porsi terbesar
berada pada belanja pemerintah pusat di kementerian/lembaga lain serta transfer
ke daerah, sementara Kemendikdasmen hanya memperoleh bagian kecil.
Harapan ke Depan
Ke depan, DPR berharap agar alokasi anggaran pendidikan
dapat lebih berpihak pada sektor yang langsung bersentuhan dengan peningkatan
kualitas peserta didik, guru, serta sarana-prasarana sekolah. Dengan demikian,
anggaran pendidikan yang besar tidak hanya menjadi angka pencapaian, melainkan
juga berdampak nyata bagi kualitas pendidikan nasional.
Dengan komitmen pemerintah, dukungan DPR, serta perencanaan
yang transparan, diharapkan anggaran pendidikan 2026 benar-benar mampu menjawab
tantangan dunia pendidikan Indonesia.