Kontribusi Perkebunan Kelapa Sawit Astra Agro dalam Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca Selaras Target SDGs
Beragam cara Astra Agro kurangi emisi gas rumah kaca menjadi bagian penting dari upaya keberlanjutan perusahaan. Di hamparan hijau perkebunan sawit yang membentang, di sanalah kehidupan tumbuh, tidak hanya bagi tanaman, tetapi juga bagi jutaan manusia yang menggantungkan harapannya. Sinergi antara alam dan makhluk hidup di dalamnya telah menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan saling terikat satu sama lain.
Sebagai salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Indonesia, Astra Agro memahami bahwa industri kelapa sawit memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Berbagai inisiatif keberlanjutan yang dijalankan telah berkontribusi secara signifikan dalam menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
1. Pemanfaatan Energi Terbarukan (SDG 7)
Astra Agro telah memanfaatkan energi terbarukan hingga 92,17% dari kebutuhan energinya. Langkah ini mampu menurunkan emisi GRK sebesar 126,3 ktCO₂eq, sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
2. Pengurangan Emisi Melalui Efisiensi Operasional (SDG 12 & 13)
Perusahaan berhasil menurunkan intensitas emisi pada 2024 dibanding 2023, berkat implementasi beragam program pengurangan emisi di seluruh 46 anak usaha, termasuk:
-
Pengelolaan limbah cair (POME) menjadi energi terbarukan.
-
Pembangunan fasilitas methane capture untuk menangkap gas metana.
-
Substitusi penggunaan batu bara dengan cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif.
-
Optimalisasi penggunaan air melalui solar Water Management System yang menghemat hingga 200.000 liter.
3. Solusi Berbasis Alam (SDG 13 & 15)
Sebagai langkah mitigasi berbasis ekosistem, Astra Agro mengembangkan Nature-based Solution (NbS) melalui:
-
Penanaman 201 hektar hutan dengan total 173.240 pohon, yang berfungsi sebagai penyerap karbon jangka panjang.
-
Perlindungan kawasan bernilai konservasi tinggi untuk menjaga biodiversitas dan fungsi ekologis.
4. Reduksi Emisi dari Pemupukan (SDG 12 & 13)
Untuk menekan emisi CO₂ dan N₂O dari pemupukan, Astra Agro mengembangkan pupuk hayati ASTEMIC (Astra Efficient Microbe) sebagai alternatif pupuk kimia. Penerapannya pada 50.000 ha lahan membantu mengurangi jejak karbon dari penggunaan NPK sekaligus meningkatkan kesehatan tanah.
5. Tata Kelola Limbah yang Berkelanjutan (SDG 12)
-
Limbah padat B3 yang terolah meningkat menjadi 0,68%.
-
Limbah cair B3 terolah mencapai 100% pada 2023–2024.
Upaya ini memastikan seluruh proses operasional minim dampak terhadap lingkungan dan mematuhi standar keberlanjutan internasional.
Selaras dengan Target SDGs dan Komitmen Nasional
Upaya Astra Agro tidak hanya sejalan dengan SDGs, tetapi juga mendukung komitmen Indonesia terhadap:
-
Nationally Determined Contribution (NDC) 2030
-
Net Zero Emission (NZE) 2060
Melalui langkah-langkah strategis dalam efisiensi energi, pengelolaan limbah, konservasi alam, dan inovasi teknologi, Astra Agro membuktikan bahwa perkebunan kelapa sawit dapat menjadi bagian dari solusi penurunan emisi gas rumah kaca.
Bahkan upaya dan pencapaian Astra Agro ini dibuktikan melalui penghargaan yang baru-baru ini dianugerahi kepada Astra Agro dalam ajang The Best Corporate Emission Reduction Transparency Award 2025. Astra Agro berhasil dinobatkan sebagai penerima Green Achievement Awards in Emission Reduction dan Diamond Achievement in Emission Transparency, menegaskan bahwa beragam cara Astra Agro kurangi emisi gas rumah kaca telah memberikan hasil nyata dan diakui di tingkat nasional.
