Dinas Pendidikan Jatim Tegaskan Peran Guru BK dalam Pantau Kesehatan Mental Siswa
Surabaya, JatimRadar.com – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menegaskan pentingnya peran Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam menjaga dan memantau kesehatan mental pelajar. Langkah ini menjadi sorotan usai insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025), yang kembali menggugah perhatian publik terhadap isu kesejahteraan siswa.
Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebelumnya telah menyoroti perlunya
penerapan sistem deteksi dini (early warning system) di sekolah agar
potensi masalah perilaku maupun emosional pada pelajar dapat dicegah sejak
awal.
Sistem
ini menempatkan guru, terutama guru BK, sebagai garda terdepan dalam mengenali
tanda-tanda stres, depresi, atau kecenderungan menarik diri dari lingkungan
sosial. Pelatihan intensif dan pendampingan siswa sebaya dinilai menjadi
kunci utama agar guru dapat melakukan pengawasan dan intervensi yang tepat
waktu.
Guru dan Orang Tua Harus Bergerak Bersama
Kepala UPT
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKP) Dinas Pendidikan Jatim,
Mustakim, menegaskan perlunya sinergi antara sekolah dan keluarga dalam
memantau tumbuh kembang anak.
“Kasus
seperti ini menjadi alarm bagi kita semua. Perubahan interaksi anak dengan
orang tua dan guru harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya dalam program Wawasan
Radio Suara Surabaya, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya,
guru hanya mendampingi anak sekitar 40 jam per minggu dari total 144 jam,
sedangkan 70 persen waktu siswa dihabiskan di rumah dan lingkungan sosial.
Karena itu, peran orang tua tetap sangat penting dalam membentuk karakter dan
keseimbangan emosional anak.
Platform “DEKAP” Jadi Inovasi Pemantauan Mental Siswa
Sebagai
langkah nyata, Dinas Pendidikan Jatim telah meluncurkan platform “DEKAP”
(Dengar, Empati, Kenali, Arahkan, Peduli) pada 5 Agustus 2025. Aplikasi ini
dirancang untuk membantu guru BK memantau kondisi mental, minat, dan bakat
siswa melalui sistem digital yang terintegrasi.
Hingga
kini, program DEKAP telah disosialisasikan ke lebih dari 1.600
sekolah di Jawa Timur melalui kegiatan daring dan luring. Dinas Pendidikan
juga rutin menggelar workshop serta pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi guru BK.
“Melalui
DEKAP, guru bisa melakukan skrining psikologi, konseling 24 jam, dan memberikan
arahan yang lebih personal,” jelas Mustakim.
Ia
menambahkan, kini ruang BK tak lagi dianggap sebagai tempat bagi siswa
bermasalah, tetapi berubah menjadi ruang terbuka dan ramah siswa.
Banyak pelajar datang dengan sukarela untuk berkonsultasi tentang studi,
karier, hingga permasalahan pribadi.
Pendekatan Digital dan Humanis
Platform
DEKAP juga mendorong guru BK untuk aktif berinteraksi di kelas, menciptakan
suasana pembelajaran yang sehat secara emosional. Pendekatan ini memperkuat
kesejahteraan mental siswa sekaligus mendukung performa akademik mereka.
Dari sisi
kebijakan, Dinas Pendidikan Jatim berkomitmen memperkuat peran guru BK
lewat pelatihan intensif, integrasi teknologi, dan kolaborasi lintas lembaga.
Dengan deteksi dini dan sistem pendampingan yang kuat, diharapkan kasus serupa
dapat diminimalkan dan kesejahteraan pelajar tetap terjaga.
“Kesehatan
mental anak tidak muncul tiba-tiba. Pengaruh media dan konten kekerasan kini
jauh lebih masif. Kita perlu kolaborasi nyata untuk menghadapinya,” tutup
Mustakim.
