Jusuf Kalla: Wisudawan UI Harus Jadi Agen Perubahan, Bukan Beban Masyarakat
Jakarta — Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menyampaikan pesan penting dalam acara wisuda Universitas Indonesia (UI) yang berlangsung meriah baru-baru ini. Dalam kesempatan tersebut, JK mengingatkan para wisudawan agar tidak hanya bangga telah berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Menurutnya, para sarjana baru harus menjadi agen perubahan dan bukan justru menjadi beban bagi negara maupun masyarakat luas.
Dalam pidatonya, JK menekankan bahwa keberhasilan meraih
gelar akademik bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung
jawab yang lebih besar. “Ilmu dan pengetahuan yang kalian peroleh di kampus ini
harus diimplementasikan untuk menciptakan kemajuan, menciptakan lapangan kerja,
dan mengurangi beban negara, bukan menambahnya,” ujar JK. Ia juga menyoroti
bahwa dunia kerja saat ini semakin kompetitif sehingga para lulusan harus
memiliki daya saing yang kuat, kreativitas, serta etos kerja yang tinggi.
Tantangan Dunia Kerja yang Kian Kompleks
JK mengingatkan bahwa jumlah lulusan perguruan tinggi terus
meningkat setiap tahun, sementara lapangan kerja yang tersedia tidak selalu
bertambah secara sebanding. Kondisi ini menuntut para lulusan untuk memiliki
keunggulan kompetitif yang membedakan mereka dari lulusan lainnya. Menurutnya,
salah satu masalah yang sering muncul adalah banyaknya lulusan yang hanya
menunggu kesempatan kerja tanpa mencoba menciptakan peluang sendiri.
“Jangan hanya menunggu untuk diterima bekerja, tapi cobalah
berpikir bagaimana kalian bisa menciptakan pekerjaan, baik untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain,” pesan JK. Ia menambahkan bahwa semangat
kewirausahaan, kemampuan memecahkan masalah, serta kemauan belajar yang
berkelanjutan merupakan kunci penting untuk bisa bertahan di era perubahan yang
serba cepat.
Peran Kampus dan Pentingnya Etika Sosial
Selain menekankan pentingnya inovasi dan kemandirian, JK
juga mengingatkan bahwa keberhasilan akademik tidak cukup tanpa dibarengi
dengan kepekaan sosial. Ia menilai bahwa ilmu harus digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah nyata di tengah masyarakat. “Apa gunanya pintar
kalau tidak bermanfaat bagi orang lain? Pendidikan sejati adalah ketika ilmu
yang dimiliki dapat meringankan beban sesama,” tegasnya.
JK juga menilai kampus memiliki tanggung jawab untuk
menanamkan nilai-nilai etika sosial, empati, dan rasa kepedulian pada setiap
mahasiswanya. Dengan demikian, lulusan tidak hanya unggul dalam pengetahuan
teknis, tetapi juga memiliki kesadaran moral untuk turut membangun negeri.
Nilai ini menurutnya menjadi pembeda utama antara lulusan yang hanya mengejar
gelar dan lulusan yang benar-benar ingin memberi dampak.
Menjawab Harapan Bangsa
Pesan JK tersebut sejalan dengan harapan masyarakat yang
semakin tinggi terhadap kualitas lulusan perguruan tinggi. Di tengah berbagai
tantangan sosial, ekonomi, dan teknologi, bangsa ini membutuhkan generasi muda
yang siap bekerja keras, berinovasi, dan memiliki integritas. JK percaya,
dengan kualitas pendidikan yang dimiliki UI serta dukungan jaringan alumni yang
kuat, para wisudawan memiliki modal besar untuk menjawab tantangan tersebut.
“Jangan menjadi beban, jadilah solusi,” pungkas JK. Ia
menegaskan bahwa bangsa Indonesia hanya akan maju jika generasi mudanya mampu
keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan zaman dengan keberanian,
kreativitas, serta semangat gotong royong.
Penutup
Pesan JK ini menjadi pengingat penting bagi para lulusan
perguruan tinggi, bukan hanya di UI tetapi juga di seluruh Indonesia. Gelar
akademik memang menjadi kebanggaan, tetapi tanggung jawab untuk membawa
perubahan yang positif jauh lebih bermakna. Keberhasilan sejati seorang sarjana
tidak hanya diukur dari seberapa tinggi jabatan atau besar gaji yang diperoleh,
melainkan dari seberapa besar kontribusi yang diberikan untuk masyarakat dan
bangsa.
Dengan semangat itu, para wisudawan diharapkan dapat
melangkah ke dunia nyata bukan sebagai beban, melainkan sebagai motor penggerak
perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih maju dan
sejahtera.